Nulis-Ilmu.com

Tutorial Elektronika dan Komputer

  • Home
  • Elektronika
  • Komputer
  • Javascript

Tutorial CSS Part 16: Mengatur Posisi Sebuah Elemen

24 Desember 2014 By Eko Purnomo

mengatur posisi elemen

Posisi sebuah elemen dapat diatur menggunakan CSS misalnya kita mau tempatkan diatas, kiri, kanan atau dibawah. Kita juga bisa menempatkan sebuah elemen secara bertumpuk (ovelap) dimana satu elemen berada diatas elemen yang lain. Dengan CSS kita juga bisa membuat aturan posisi saat elemen terlalu besar pada halaman html.

Untuk mengatur posisi elemen, kita bisa menggunakan properti CSS top, bottom, left dan right. Namun properti-properti ini akan bekerja hanya jika sebelumnya kita mengeset properti position untuk menentukan metode position.

Metode CSS dalam menentukan posisi sebuah elemen ada empat macam, yaitu :

  • Static Positioning
  • Fixed Positioning
  • Relative Positioning
  • Absolute Positioning
  • Ovelapping Elements

Berikut ini penjelasan dari beberapa metode dalam mengatur posisi sebuah elemen :

1. Static Positioning

Adalah cara menempatkan elemen secara statis bergantung dari posisi penempatannya secara default pada sebuah halaman. Metode penemptan secara static tidak terpengaruh properti top, bottom, left dan right.

Contoh penempatan elemen secara static :

 <html>  
<head>
<title>Contoh Penempatan Elemen Statis</title>
</head>
<body>
<p>Tulisan paling atas</p>
<p>Tulisan dibawahnya</p>
</body>
</html>

Pada contoh diatas kita membuat penempatan secara statis untuk paragraf pertama pada posisi paling atas dan paragraf kedua yang berada dibawah paragraf pertama.

2. Fixed Positioning

Adalah cara penempatan elemen secara tetap (fixed) pada sebuah area pada browser. Posisi elemen tidak akan berubah meskipun kita men-scroll browser.

Penempatan elemen secara Fixed membuat elemen keluar dari struktur penempatan elemen pada sebuah halaman. Halaman akan menganggap elemen terebut tidak ada dan akibatnya elemen dengan fixed position dapat mengoverlap elemen lain pada halaman tersebut.

Contoh penempatan elemen secara fixed :

p.pos_fixed {
position: fixed;
top: 50px;
right: 10px;
}

Kita bisa berlatih CSS Fixed Position disini >>

3. Relative Positioning

Adalah cara menempatkan elemen secara relatif dari posisi elemen tersebut pada sebuah halaman. Jadi kita menempatkan elemen dengan jarak tertentu dari posisi elemen tersebut.

Sebuah isi dengan relative position dapat saja mengoverlap elemen yang lain namun space-nya tetap mengacu pada aturan halaman normal. Relative Positioning biasanya digunakan sebagai container block untuk elemen yang diposisikan secara absolut.

Contoh penempatan elemen secara relative :

h2.pos_left {
position: relative;
left: -50px;
}

h2.pos_right {
position: relative;
right: 30px;
}

h2.pos_top {
position: relative;
top: -50px;
}

Kita bisa berlatih CSS Relative Position disini >>

4. Absolute Positioning

Adalah Cara penempatan elemen secara absolute yaitu mengacu pada posisi relatif dari elemen induk pertama yang memiliki posisi lain selain statis. Jika tidak ditemukan, maka acuan elemen adalah <html>.

Contoh penempatan elemen secara absolute :

h2 {
position: absolute;
left: 120px;
top: 100px;
} 

Elemen dengan absolute position keluar dari struktur penempatan elemen pada sebuah halaman. Halaman akan menganggap elemen terebut tidak ada dan akibatnya elemen dengan absolute position dapat mengoverlap elemen lain pada halaman tersebut.

Kita bisa berlatih CSS Absolute Position disini >>

5. Overlapping Elements

Adalah cara untuk mengatur overlap elemen karena berada diluar penempatan elemen pada halaman html. Properti yang digunakan untuk mengatur penempatan overlap elemen adalah z-index.

Nilai z-index bisa berupa nilai positif atau negatif. Nilai z-index yang lebih kecil akan berada dibawah elemen yang nilai z-indexnya lebih besar.

Contoh penggunaan z-index pada overlap elemen :

img {
position: absolute;
left: 0px;
top: 0px;
z-index: -1;
}

Kita bisa berlatih Overlap elemen disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_positioning.asp

Filed Under: CSS

Tutorial CSS Part 15: Mengatur Display Sebuah Elemen

23 Desember 2014 By Eko Purnomo

mengatur display sebuah elemen

Dengan CSS, kita bisa mengatur bagaimana sebuah elemen ditampilkan pada halaman html. Ada dua properti yang bisa dipakai, yaitu display dan visibility. Sebagai contoh untuk menyembunyikan elemen kita gunakan properti visibility dengan nilai hidden, sementara untuk membuat elemen agar tidak ditampilkan (tidak memakan ruang) kita gunakan properti display dengan nilai none.

Berikut ini penjelasan tentang CSS display dan visibility:

1.visibility:hidden

Adalah cara untuk membuat sebuah elemen tersembunyi pada halaman html. Dengan cara ini elemen tetap berada pada suatu ruang pada halaman namun tidak ditampilkan.

Contoh penggunaan visibility:hidden :

h1.hidden {
visibility: hidden;
}

Kita bisa belajar CSS visibility:hidden disini >>

2. display:none

Artinya kita membuat sebuah elemen tidak ditampilkan dan tidak memakan ruang pada halaman. Dengan cara ini kita membuat sebuah object seolah tidak ada pada halaman.

Contoh penggunaan display:none :

h1.hidden {
display: none;
}

Kita bisa belajar CSS display:none disini >>

3. display:inline

Adalah cara untuk membuat sebuah elemen ditampilkan pada bagian tertentu dalam satu baris. Inline artinya sebuah elemen hanya mengambil sebagian kecil dari lebar area yang tersedia. Sebagai contoh sebuah ul atau ol jika dikenakan CSS display inline maka akan ditampilkan dalam satu baris saja.

Contoh penggunaan display:inline :

li {
display: inline;
}

Kita bisa belajar CSS display:inline disini >>

4. display:block

Adalah cara untuk membuat sebuah elemen ditampilkan dalam satu blok baris penuh dengan mengambil keseluruhan lebar yang tersedia.

Contoh penggunaan display:block :

a {
display: block;
}

Kita bisa belajar CSS display:block disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_display_visibility.asp

Filed Under: CSS

Tutorial CSS Part 14: Menentukan Ukuran Dimensi

22 Desember 2014 By Eko Purnomo

menentukan ukuran dimensi dengan css

Kita bisa menentukan dimensi ukuran panjang dan lebar terhadap suatu elemen html dengan menggunakan CSS. Ada beberapa properti yang disediakan, diantaranya width untuk mengatur lebar dan dan height untuk mengatur tinggi. Selain itu ada properti untuk mengeset nilai minimum dan maksimum untuk dimensi lebar dan tinggi.

Berikut ini beberapa properti CSS untuk menentukan dimensi ukuran dan penjelasannya :

1. width

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan lebar sebuah elemen. Nilai width ini merupakan lebar elemen tidak termasuk padding, border dan margin.

Nilai dari properti width bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • auto, artinya browser memperkirakan sendiri nilai width.
  • panjang, artinya nilai width ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai width diambil dari persentase lebar elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai width diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai width diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS width :

p {
width: 150px;
}

Kita bisa berlatih CSS width disini >>

2. min-width

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan lebar minimum sebuah elemen.

Nilai dari properti min-width bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • panjang, artinya nilai min-width ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai min-width diambil dari persentase lebar elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai min-width diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai min-width diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS min-width :

p {
min-width: 100px;
}

Kita bisa berlatih CSS min-width disini >>

3. max-width

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan lebar maksimum sebuah elemen.

Nilai dari properti max-width bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • none/kosong, artinya nilai maksimum tidak diset. Ini adalah nilai default jika properti max-width tidak diset
  • panjang, artinya nilai max-width ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai max-width diambil dari persentase lebar elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai max-width diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai max-width diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS min-width :

p {
min-width: 200px;
}

Kita bisa berlatih CSS max-width disini >>

4. height

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan tinggi sebuah elemen. Nilai height ini merupakan tinggi elemen tidak termasuk padding, border dan margin.

Nilai dari properti height bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • auto, artinya browser memperkirakan sendiri nilai height.
  • panjang, artinya nilai height ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai height diambil dari persentase tinggi elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai height diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai height diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS height :

p {
height: 150px;
}

Kita bisa berlatih CSS height disini >>

5. min-height

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan tinggi minimum sebuah elemen.

Nilai dari properti min-height bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • panjang, artinya nilai min-height ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai min-height diambil dari persentase tinggi elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai min-height diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai min-height diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS min-height :

p {
min-height: 100px;
}

Kita bisa berlatih CSS min-height disini >>

6. max-height

Adalah properti CSS yang digunakan untuk menentukan tinggi maksimum sebuah elemen.

Nilai dari properti max-height bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • none/kosong, artinya nilai maksimum tidak diset. Ini adalah nilai default jika properti max-height tidak diset
  • panjang, artinya nilai max-height ditentukan dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai max-height diambil dari persentase tinggi elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai max-height diambil dari turunan nilai elemen induk.
  • initial, artinya nilai max-height diset default value yang telah diset sebelumnya.

Contoh penggunaan CSS min-height :

p {
max-height: 200px;
}

Kita bisa berlatih CSS max-height disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_dimension.asp

Filed Under: CSS

Tutorial CSS Part 13: Mengatur Padding

22 Desember 2014 By Eko Purnomo

mengatur padding dengan css

Padding adalah area bebas yang berada didalam elemen dan terletak diantara border dengan isi. Berbeda dengan margin, padding terpengaruh oleh warna background. Padding dipakai untuk memberi jarak isi elemen agar enak dilihat, tidak terlalu sempit dan berimpit dengan garis border.

ilustrasi margin dan padding

Cara Mengatur Padding

Untuk mengatur padding, kita menggunakan properti CSS padding. Nilai dari properti padding bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • panjang, artinya memberi nilai padding dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai padding diambil dari persentase lebar dari isi elemen.

Contoh penggunaan CSS padding :

p {      
padding : 3px;
}

Cara diatas merupakan cara singkat dalam mengatur padding. Dengan perintah diatas kita menentukan padding sebesar 3px untuk tiap sisi.

Mengatur padding secara individual

Seperti margin, kita juga bisa mengatur nilai padding dengan nilai yang berbeda untuk setiap sisi dengan cara sebagai berikut :

Mengatur padding individual dengan penulisan singkat

Dengan cara ini kita mengatur padding secara individual tiap sisi dengan menuliskan beberapa nilai pada properti padding. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, perhatikan contoh berikut ini :

p {  
padding : 5px 3px 2px 4px;
}

Artinya kita mengatur nilai padding :

  • padding atas = 5px 
  • padding kanan = 3px 
  • padding bawah = 2px 
  • padding kiri = 4px
p {  
padding : 5px 3px 2px;
}

Artinya kita mengatur nilai padding :

  • padding atas = 5px 
  • padding kanan dan kiri = 3px 
  • padding bawah = 2px
p {  
padding : 5px 3px;
}

Artinya kita mengatur nilai padding :

  • padding atas dan bawah = 5px
  • padding kanan dan kiri= 3px

Kita bisa berlatih CSS padding individual secara langsung disini >>

Mengatur padding individual dengan penulisan properti tersendiri

Selain penulisan diatas, kita bisa mengatur padding tiap sisi dengan properti tersendiri.
Ada empat properti CSS yang disediakan untuk mengatur padding tiap sisi, yaitu : 

  • padding-top, untuk mengatur padding sisi atas
  • padding-right, untuk mengatur padding sisi kanan
  • padding-bottom, untuk mengatur padding sisi bawah
  • padding-top, untuk mengatur padding sisi kiri

Contoh penggunaan CSS padding secara individual dengan properti :

p {
padding-top: 10px;
}

Kita bisa berlatih CSS padding individual dengan properti disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_padding.asp

Filed Under: CSS

Tutorial CSS Part 12: Mengatur Margin

21 Desember 2014 By Eko Purnomo

mengatur css margin

Margin adalah area bebas yang berada diantara beberapa elemen pada halaman html. Margin bisa juga diartikan sebagai jarak/spasi antara dua elemen atau lebih. Posisi margin berada diluar border dan merupakan area yang transparan serta tidak bisa diberi warna background.

ilustrasi margin dan padding

Cara Mengatur Margin

Untuk mengatur margin kita menggunakan properti CSS margin. NIlai dari properti margin bisa diset beberapa cara, yaitu :

  • auto, artinya browser memperkirakan sendiri nilai margin. Jika satu elemen maka akan diletakkan ditengah-tengah atau semetris antara atas, bawah, kiri dan kanan.
  • panjang, artinya memberi nilai margin dengan satuan panjang seperti px, pt, cm dan lain-lain. Nilai default adalah 0px.
  • persen (%), artinya nilai margin diambil dari persentase lebar dari isi elemen.
  • inherit/pewarisan, artinya nilai margin diambil dari turunan nilai margin elemen induk.

Contoh penggunaan CSS margin :

p {    
margin : 5px;
}

Cara diatas merupakan cara singkat dalam mengatur margin. Contoh diatas berarti kita menentukan margin sebesar 5px untuk tiap sisi elemen.

Mengatur margin secara individual

Cara yang telah disebutkan diatas adalah mengatur margin dengan nilai yang sama (5px) untuk setiap sisi.

Selain itu kita juga bisa mengatur nilai margin dengan nilai yang berbeda untuk setiap sisi dengan cara sebagai berikut :

Mengatur margin individual dengan penulisan singkat

Dengan cara ini kita mengatur margin secara individual tiap sisi dengan menuliskan beberapa nilai pada properti margin. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, perhatikan contoh berikut ini :

p {
margin : 5px 3px 2px 4px;
}

Artinya kita mengatur nilai margin :

  • margin atas = 5px
  • margin kanan = 3px
  • margin bawah = 2px
  • margin kiri = 4px
p {
margin : 5px 3px 2px;
}

Artinya kita mengatur nilai margin :

  • margin atas = 5px
  • margin kanan dan kiri = 3px
  • margin bawah = 2px
p {
margin : 5px 3px;
}

Artinya kita mengatur nilai margin :

  • margin atas dan bawah = 5px
  • margin kanan dan kiri= 3px

Kita bisa berlatih CSS margin individual secara langsung disini >>

Mengatur margin individual dengan penulisan properti tersendiri

Selain penulisan diatas, kita bisa mengatur margin tiap sisi dengan properti tersendiri. Ada empat properti CSS yang disediakan untuk mengatur margin tiap sisi, yaitu :

  • margin-top, untuk mengatur margin sisi atas
  • margin-right, untuk mengatur margin sisi kanan
  • margin-bottom, untuk mengatur margin sisi bawah
  • margin-top, untuk mengatur margin sisi kiri

Contoh penggunaan CSS margin secara individual dengan properti :

p {    
margin-left : 5px;
}

Kita bisa berlatih CSS margin individual dengan properti disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_margin.asp

Filed Under: CSS

Tutorial CSS Part 11: Membuat dan Mengatur Style Outline

21 Desember 2014 By Eko Purnomo

css outline

Outline adalah sebuah garis tepi diluar border. Outline terpisah dari elemen, hal ini berbeda dengan border yang measih merupakan bagian dari sebuah elemen. Garis outline dibentuk melingkari elemen dan membuat elemen berada didalam area outline.

Pada CSS disediakan beberapa properti untuk mengatur style outline diantaranya outline-style, outline-color dan outline-width. Penggunaan properti ini mirip dengan penggunaan CSS pada border.

Berikut ini beberapa properti CSS untuk outline dan penjelasannya :

1.outline-style

Adalah properti CSS yang digunakan untuk mengatur style outline. Ini merupakan properti utama dan merupakan syarat agar properti yang lain dapat bekerja.

Ada beberapa nilai yang bisa diset untuk outline-style, yaitu :

Nilai Keterangan
none tanpa outline
hidden garis outline tersembunyi
dotted garis outline titik-titik ..
dashed garis outline strip-strip —
solid outline garis penuh
double outline dengan dua garis penuh
groove garis outline efek alur 3D
ridge garis outline dengan efek bukit / bubungan *
inset garis outline dengan efek menjorok ke dalam *
outset garis outline dengan efek menjorok ke luar *

Note :
* efek groove, risge, inset dan outset bergantung pada penggunaan warna pada properti outline-color.

Contoh penggunaan CSS outline-style :

div {
outline-style: dotted;
}

Kita bisa berlatih CSS ouline-style disini >>

2. outline-width

Adalah properti CSS yang digunakan untuk mengatur lebar outline. Nilai properti width dinyatakan dalam px (pixel atau bisa juga dengan tiga preset outline thin, medium, dan thick. Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa untuk menggunakan css border-width harus setelah border-style.

Contoh penggunaan CSS outline-width :

div {
outline-style: dotted;
outline-width: 1px;
}

Kita bisa berlatih CSS outline-width disini >>

3. outline-color

Adalah properti CSS yang digunakan untuk mengatur warna outline. Seperti outline-width, sebelum menggunakan properti outline-color harus diset dulu properti outline-style.

Ada tiga cara dalam menentukan nilai warna, yaitu :

  • menggunakan nama warna seperti red, blue, green dan sebagainya
  • menggunakan kode heksa warna seperti #ff0000 untuk warna merah dan #0000ff untuk warna biru, dan seterusnya.
  • menggunakan nilai RGB seperti rgb(255,0,0) untuk warna merah, rgb(0,0,255) untuk warna biru dan seterusnya.

Contoh penggunaan CSS outline-color :

div {
outline-style: dotted;
outline-color: #f9c566;
}

Kita bisa berlatih CSS outline-color disini >>

6. outline 

Adalah properti yang merupakan penggabungan dari masing-masing properti diatas. Ini merupakan cara singkat untuk menulis CSS outline.

Contoh penggunaan CSS outline :

div {
outline: 2px dotted #f9c566;
}

Kita bisa berlatih CSS outline disini >>

Lihat indeks artikel Tutorial CSS Dasar >>

Referensi :

  • //www.w3schools.com/css/css_outline.asp

Filed Under: CSS

  • « Previous Page
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • Next Page »

Kategori

  • Android
  • Blogging
  • CSS
  • Desain
  • Elektronika
  • HTML
  • Internet
  • Javascript
  • Komputer
  • Mikrokontroler
  • PHP
  • Website

Pos-pos Terbaru

  • Rangkaian Adaptor 12 Volt 3 Ampere
  • 10 Aplikasi Transportasi Online Terbaru 2018
  • 3 Cara Screenshot di Laptop Windows
  • Rangkaian Adaptor 12V 35Ampere
  • Komunitas Desainer Kampung Jepara
  • Solder Yang Bagus dan Berkualitas
  • Cara Melewatkan Parameter ke dalam Fungsi pada Bahasa C
  • Parameter Dalam Bahasa C: Formal dan Aktual
  • Prototipe Fungsi dalam Bahasa C
  • Cara Menggunakan Fungsi dalam Bahasa C
  • Home
  • Privacy
  • Disclaimer
  • Kontak

Copyright © 2024 · Nulis-ilmu.com